aa.) Identitas
buku
Judul buku
: Wiro Sableng – 118. Batu Pembalik Waktu
Jenis buku
: Action Comedy
Penulis
: Bastian Tito
Penerbit
: Muncul Perdana
Tahun Terbit
: 1996
Jumlah halaman: 128
b.)
Sinopsis
Kisah
Wiro Sableng – 118. Batu Pembalik Waktu
yang ditulis oleh Bastian Tito ini menggambarkan seorang pendekar yang bernama
asli Wira Saksana, namun dia lebih dikenal dengan sebutan Wiro Sableng atau Pendekar 212,
Wiro yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya
yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang
pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah “212” di
dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di
dunia persilatan, dari berbagai guru. Seperti kita ketahui bahwa kisah Pendekar
212 Wiro Sableng memiliki banyak seri, namun disini saya akan membahas seri
yang ke-118 yang berjudul tentang “ Batu Pembalik Waktu”. Kisah ini
menceritakan tentang batu yang memiliki kekuatan yang sangat sakti yaitu dapat memindahkan benda,orang dan
apapun itu kewaktu yang dikehendaki konfliknya disini adalah banyak pihak yang
ingin mendapatkan batu sakti tersebut. Batu sakti yang memiliki 7 warna
tersebut berada ditangan Peri Angsa Putih, dimana Peri Angsa Putih adalah
seseorang peri cantik yang bersahabat dengan Wiro Sableng, tapi dia juga
menaruh hati pada wiro.Sebelum peri angsa putih menemukan batu tersebut,
terlebih dahulu dia bermimpi bahwa ada sebuah bulan purnama yang bersinar empat
belas hari dan tiba-tiba bulan tersebut meluncur turun kepangkuan sang peri.
Namun ketika peri angsa putih masih merasa kebingungan dia bercerita pada peri
sesepuh tapi tak disangka peri sesepuh menaruh niat jahat untuk merbut batu itu
dari peri angsa putih. Peri sesepuhpun mengutus anak buahnya yg bernama
Lamanyala,saat Lamanyala berusaha merebut batu sang peri angsa putih pun
menolak dan akhirnya terjadi pertarunagn yang hebat ,sang peri angsa bersikukuh
mempertahankan batu sakti tersebut karna dia ingin memberikan batu itu pada
Wiro Sableng, dengan batu itu wiro dapat kembali ke Negeri seribu dua ratus
tahun mendatang ke tanah Jawa tanah
kelahirannya. Tidak diduga ternyata Lamanyala berhasil menaklukan sang peri
angsa ,namun saat lamanyala hendak menghabisi nyawa peri angsa tiba-tiba
Pendekar Wiro Sableng pun datang dan menolong.Akhirnya batu pembalik waktu
itupun masih tetap berada di tangan peri angsa,tapi menariknya disini peri
angsa ragu hendak memberikan batu itu pada wiro atau tidak karna peri angsa
terlalu takut tidak dapat bertemu dengan wiro lagi. Sosok wiro yang gagah
perkasa tapi juga baik hati dan humoris membuatnya disukai banyak lawan
jenisnya baik dari golongan manusia maupun peri sehingga membuat kisah ini
menjadi menarik. Latar tempat kisah tersebut kebanyak di hutan dan juga kayangan,
alur yang digunakan yaitu alur campuran. Watak wiro sendiri pun selalu
digambarkan sebagai pribadi yang suka menolong, rendah hati , humoris dan
kharismatik, sedangkan sosok peri angsa digambarkan sebagai peri yang cerdas
,bertemakan romantis bercampur
komedi membuat kisahnya semakin
berwarna dan tidak membosankan.
c.) Kelebihan
Kelebihan
yang dapat diambil dari kisah ini tentu sangat banyak,terutama dari tokoh
pendekar wiro 212 wiro sableng ,yang dapat diterapkan untuk para generasi muda
penerus bangsa yaitu sikap untuk menolong sesama yang membutuhkan, bertangung
jawab atas segala tindakan, selain itu kelebihan lainnya adalah sebagai seorang
penulis, Bastian Tito sungguh menunjukkan kemampuan yang handal dan cukup luar
biasa. Setting cerita, alur, penokohan, dan cara penggambaran suasana dalam
karya-karyanya sungguh kaya, menarik, dan khas. Cara penggambaran Bastian saat
seorang tokoh muncul dalam sebuah momen peristiwa juga cukup menarik. Tanpa
perlu secara langsung menyebut nama atau identitas seorang tokoh, seperti Wiro
Sableng, peri angsa putih, Luhcinta, Hantu langit terjungkir, Luhmundinglaya,
dll. Bastian justru lebih sering memunculkan seorang tokoh dengan ciri khas
mereka dengan karakter yang kuat. Wiro misalnya digambarkan dengan pakaiannya
yang serba putih dan agak kumal, sering garuk-garuk kepala, serta sikapnya yang
konyol dan kocak. Hal seperti itu memudahkan pembaca lebih menikamtio dan
mendalami karakter setiap tokoh. Satu lagi kelebihan yang dimiliki kisah ini
yaitu sang penulis sangat pandai memasukkan unsur komedi dalam sela-sela cerita
sehingga sangat mengocok perut,cerita lebih hidup dan tidak membosankan.
d.) Kekurangan
Kekurangan
yang terdapat dalam kisah ini adalah dalam hal ejaan ,mungkin karna buku
terlalu tua jadi ejaannya masih agak sulit dipahami oleh remaja-remaja zaman
sekarang ,selain itu ada beberapa kejadian yang kurang jelas settingnya
terletak dimana.Selain itu alur cerita yang campuran, membuat pembaca agak
sedikit kesulitan untuk menyingkronkan setiap kejadian yang ada dalam kisah
tersebut,dan lagi karna kisah Pendekar 212 Wiro Sableng yang berseri, membuat
akhir dari setiap seri menggantung, sehingga sebagai pembaca kurang mendapat
ending yang memuaskan.kemudian dalam cerita sosok istri Wiro Sableng yaitu luh rembulan
tidak di munculkan sama sekali,harusnya luhrembulan dimunculkan dalam slah satu
adegan dikisah itu agar kesan romantisnya lebih baik lagi.
Sekian resensi
kisah Wiro
Sableng – 118. Batu Pembalik Waktu, saya buat dengan sepenuh hati,semoga dapat
bermanfaat.
Moto hidup : Tidak penting sebanyak apapun kamu GAGAL,tidak penting sebanyak apapun kamu jatuh ,karna kamu hanya butuh SATU kesempatan untuk BERHASIL.
Backlink/URL Link:
http://uny.ac.idhttp://library.uny.ac.id
https://journal.uny.ac.id
e.)Daftar Pustaka
Tito,Bastian.1996.Batu Pembalik Waktu Wiro Sableng.Surabaya:Muncul Perdana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar